LIWET Online Purwakarta owner atau pemiliknya yaitu Hamzah Fauzi Nazarrudin. Usaha ini berdiri sekira Bulan September Tahun 2016.
Kuliner yang disajikan dengan cara “berbeda” itu, saat ini sangat fenomenal di kabupaten yang dijuluki Kota Sate Maranggi ini.
Kata A Hamzah waktu itu, “Ibon bukan siapa-siapa di keluarga Liwet Online.”
Ya betul. Saya juga pendiri. Berdua sama A Hamzah. Dari enol. Cuma, ini ada cumanya: Saya orangnya loncat-loncat. Nggak konsisten, sehingga pelan-pelan karakter Liwet Online hilang dalam diri saya. Yang awalnya ber-simbol dua orang. Sekarang cuma satu, A Hamzwih.
Waktu itu, udah cukup lama, Bupati Purwakarta terpilih Pak Saepul Bahri Binzein alias Om Zein sempat membahas perkembangan Liwet Online ini. Menurut dia, konsepnya unik dan dapat diterima semua kalangan.
Om Zein berucap, “Ibon ini pinter tapi malas. Soal usaha itu, bukan hanya pandai buat ide, tapi harus tanggung jawab untuk menuntaskan apa yang telah dimulai!”
Betul. Kelebihan kami berdua idenya balatak atau banyak. Tapi, yang sanggup menuntaskannya cuma satu orang. Yakni Hamzah Fauzi. Saya enggak. Diakui, mental saya masih jelek. Masih angin-anginan.
Subhanallah sekali dan Alhamdulillah, Liwet Online sekarang sudah sangat berkembang dan terkenal. Ditambah, karyawannya banyak. Omsetnya badag alias gede. Hebat pokoknya.
Kesuksesan Liwet Online enggak lepas dari leadernya yang cerdas dan pekerja keras. Dari dulu saya sudah mengira, bisnis ini pasti sukses. Setiap sesuatu ada hukum kausalitas. Lihat A Hamzah-nya luar biasa melaksanakannya, ya ini mah pasti berhasil.
A Hamzah ini memang bukan orang biasa. Selain dikenal sebagai sosok yang selow, dia pun menjadi panutan di Purwakarta karena miliki sikap rendah hati, visioner, tanggungjawab, dan nggak pelit ilmu. Maka wajar, di tangan dia semuanya akan beres. Hebat.
Dia saat ini cukup dikagumi di Purwakarta. Jadi panutan bagi pengusaha muda. Ke depan pasti akan menjadi orang yang lebih “besar”.
Saya mah gini aja dulu. Menjadi penikmat sahabat-sahabat yang sukses. Tiap ketemu mereka pasti ditraktir. Ini bukan watak, tapi ini rezeki, karena saya ada di hati mereka. Widihhh, kenapa sebab? Karena percuma mereka kaya kalau enggak ada yang ngarawecok (ngerongrong). Hehe. Cag. Wassalam.